Generasi muda nu yg gegabah menilai
NU sekarang sudah jauh berbeda dengan masa dulu,
Dari fatwa2nya yg seperti pesanan dan sarat berbau kepentingan,
Juga generasi mudanya yg mulai mendungu.
Loh... Kok bisa..??
Ya Mungkin ketularan SAS, Yg mana fatwanya, jika yg melakukan sesuatu adalah golongan yg tidak disukai, maka hukumnya tidak sah dan haram,
Namun jika yg melakukannya golongannya sendiri, maka diam saja alias sah dan halal.
Kembali pada kedunguan pemuda NU yg menyebarkan hadist:
من كره من أميره شيئا فليصبر فإنه من خرج من السلطان شبرا مات ميتة جاهلية
Barang siapa yg tidak menyukai kebijakan penguasa, hendaknya ia bersabar, sebab siapapun yg keluar dari ketaatan pemimpin, walaupun sejengkal, maka ia akan mati jahiliyah. ( HR.bukhori )
Hadist itu tujuannya menyinggung saudara kita yg syahid oleh aparat di jakarta dalam menegakkan keadilan.
Yg mana hadist itu butuh ta'wil dan pemahaman yg benar, baru di sebarkan jika memang mempunyai tujuan.
Andai saja yg menyebarkan hadist itu orang selain NU dalam kasus yg besar seperti ini, sudah pasti mereka bilang " ini hadist, jangan di kupas mentah2 dan bla bla"
Nah dari situ aku anggap pemuda NU sekarang dungu, karena sudah suka main2 hadist tanpa syarh yg akkurat.
Hadist di atas, itu memang benar hadist sohih bukhori,
Namun hadist itu yg harus di pahami adalah identik dengan pemerintahan islam, syariat islam, negara yg berasaskan islam.
Karena dalam riwayat2 lain berbunyi seperti ini:
ﻣﻦ ﺭﺃﻯ ﻣﻦ ﺃﻣﻴﺮﻩ ﺷﻴﺌًﺎ ﻳﻜﺮﻫﻪ ﻓﻠﻴﺼﺒﺮ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﻓﺎﺭﻕ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ( ﺃﻱ ﺟﻤﺎﻋﺔ اﻹﺳﻼﻡ ﻭﺧﺮﺝ ﻋﻦ ﻃﺎﻋﺔ اﻹﻣﺎﻡ) ﺷﺒﺮًا ﻓﻤﺎﺕ ﺇﻻ ﻣﺎﺕ ﻣﻴﺘﺔ ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ
Barang siapa yg tidak menyukai kebijakan penguasa, hendaknya ia bersabar, sebab siapapun yg keluar dari jamaah islam dan imamnya, walaupun sejengkal. Maka ia akan mati jahiliyah.
Nah hadist di atas memakai kata "keluar dari mayoritas jamaah islam, dan menentang imamnya".
Mari kita kupas lagi dengan syarah2 yg lain yg menjelaskan,
Bahwa jika sulton/penguasa hanya karena fasiq, maka tetap wajib to'at patuh pada sulton, Namun jika menjadi kafir,murtad, maka wajib mencabut kekuasaannya penguasa itu.
Seperti yg di jelaskan ibu batthal dalam syarh bukhorinya:
ﺃﺟﻤﻌﺖ اﻷﻣﺔ ﺃﻧﻪ ﻳﻮﺟﺐ ﺧﻠﻊ اﻹﻣﺎﻡ ﻭﺳﻘﻮﻁ ﻓﺮﺽ ﻃﺎﻋﺘﻪ ﻛﻔﺮه ﺑﻌﺪ اﻹﻳﻤﺎﻥ
Ummat sepakat bahwa wajib mencabut kekuasaan imam/sulton dan gugur segala kepatuhan atas penguasa yg kafir setelah iman.
Bahkan banyak syarah2 yg menjelaskan, kalau karena imam/sulton dzolim, fasiq kejam, jangan membangkang,menentang untuk memisahkan dari jamaah,
Namun jika murtad, merubah hukum allah, dan system syariat islam. Maka harus keluar menentang, dan menggantikannya.
Orang pintar yg gak dungu pasti tahu makna hadis di atas.
Hadist2 lain dan syarah2nya menjelaskan
Bahwa Kalau imam/sulton dzolim fasiq dll , tetap wajib taat, tapi kalau murtad, dan merubah system syariaat, wajib menentang dan keluar.
Itu artinya hadist Berlaku pada negara berasas islam dan negara islam,
Karena kalau negara islam biar tak pecah belah dan biar negara tetap kokoh, demi kekompakan islam dari jamaah.
Bahkan banyak dari kalangan ulama yg mensyarahi hadist bukhori di atas (yg di sebarkan pemuda NU) ,
Menyatakan dengan tegas, jika sulton dzolim, fasiq, sewenang2 merampas, memukul, membunuh, menghilangkan hukum dan tidak menunaikan haq2 orang, Maka wajib mencabut kekuasaannya.
Sperti keterangan ini:
ﻭاﺧﺘﻠﻔﻮا ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻓﺎﺳﻘًﺎ ﻇﺎﻟﻤًﺎ ﻏﺎﺻﺒًﺎ ﻟﻷﻣﻮاﻝ؛ ﻳﻀﺮﺏ اﻷﺑﺸﺎﺭ ﻭﻳﺘﻨﺎﻭﻝ اﻟﻨﻔﻮﺱ اﻟﻤﺤﺮﻣﺔ ﻭﻳﻀﻴﻊ اﻟﺤﺪﻭﺩ ﻭﻳﻌﻄﻞ اﻟﺤﻘﻮﻕ ﻓﻘﺎﻝ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺱ: ﻳﺠﺐ ﺧﻠﻌﻪ ﻟﺬﻟﻚ.
MAKNA KELUAR/MENENTANG
Dan yg perlu di pahami lagi, hadist yg di sebar pemuda NU itu.
Bahwa maksud arti "keluar/menetang" disana adalah bughot (membangkang,memisahkan diri dari negara islam tersebut, dari jamaah islam)
Bukan seperti unjuk rasa, demo dan seperti kemaren di jakarta.
Dan juga, pemuda NU itu jangan mentakwilkan makna "mati jahiliyah" itu dengan mati kafir, karena kebanyakan ulama menta'wil nya dengan "mati dalam keadaan bermaksiat"
Jadi, orang2 NU itu, kalau selagi system politiknya liberal,yg katanya agama tak boleh di campur dengan politik, ya gak usah bawa2 hadist itu, biar gak malu2in dan tidak tambah dungunya.
PARA PEJUANG KEBENARAN DI JAKARTA ITU ADALAH JIHAD DAN MATI SYAHID.
Para pejuang kita kemaren di jakarta, adalah berjihad,
Mereka berjihad karena sedang meneggakan keadilan, mengatakan yg haq di depan sulton, menyuarakan kebenaran, di depan para penguasa.
Seperti yg sudah jelas dalam hadist sohih yg di riwayatkan imam hakim dalam kirab mustadrok nya:
أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جائر
Sebaik2nya jihad adalah menyuarakan kalimat yg haq di hadapan penguasa yg dzolim sewenang2. (Hr abu daud, ibnu majah, hakim)
Dan dalam riwayat imam tirmidzi hadistnya berbunyi:
سيد الشهداء حمزة بن عبد المطلب، ورجل قام إلى إمام جائر فأمره ونهاه فقتله
Sayyid Gusti syuhada (para mati syahid) adalah Hamzah bin Abdul Mutolib dan orang yang datang melawan penguasa yg dzolim sewenang2, kemudian menyuruh (kebaikan) dan melarang (kemungkaran) kemudian orang itu dibunuh.
Nah itulah yg di tegakkan oleh saudara kita yg berjuang kemaren di jakarta untuk menuntut keadilan.
Catatan:
Saya dengan kedunguan pemuda NU ini bingung,
Apa jokowi sulton atau capres.??
Kalau sulton berarti prabowo vs sulton dong :(
Komentar
Posting Komentar