Mengenang tragedi karbala, hari asyuro'
"KELUARGA MULYA YG TERNISTAKAN"
MENGENANG HARI 'ASYURO, DALAM KETERLAMBATAN.
Sesatkah aku bila pada hari asyuro diriku sedih,
termenung dan menangis karena mengenang terpenggalnya kepala sayyidina husain, seorang pemimpin pemuda surga..?
Sesatkah aku jika pada hari asyuro, diriku mengenang kisah-kisah sedih berantai yg menimpa keluarga nabi saw?
Sesatkah aku bila diriku mengenang kembali tangis baginda nabi saw..?
Sudahlah... Lupakan sesat menyesatkan..
Aku sudah bosan berdebat dengan cara cari kemenangan.
Kau serang dan selalu menyerang syiah...
Kau bilang "SESAT,BODOH MELUKAI DIRI SENDIRI,CIPTA'AN YAHUDI"
kita semua tahu itu di larang dan menyimpang jauh..
Tapi bukan berarti di hari asyuro ini kita di sibukkan dengan TERIAK-TERIAK.
Sehingga tampak tak pernah peduli pristiwa sedih karbala..
Seolah-olah tak mau tahu bahwa nabi saw menangisi kejadian itu...
Beliau saw sedih, merintih... !
Dan terkadang kebencian yg terlalu pada syiah membuat kecintaan pada keluarga nabi saw berkurang, atau bahkan tak ada sama sekali.
Bahka tak enggan-enggannya menafikan semua keutamaan sayyidina ali. Dan mengatakan semua hadist tentang kholifah ali ra adalah dhoif atau bahkan palsu..
Bahkan karena selalu di sibukkan dengn syiah, sehingga lupa sampai menjadikan pembunuh dan pemimpin yg kejam sebagai seorang yg adil dan bijaksana.
Aku tahu syiah menyimpang
Melukai diri sendiri adalah dosa besar
Aku tau semua tentang keburukan syiah..
Tapi taukah, bahwa disana ada sebuah golongan, yg bukan saja membenci syiah, tapi membenci sayyidina ali, sayyidina hasan dan sayyidina husain, bahkan ke anak turunnya..
Aku tahu agama islam bukan agama keluarga baginda nabi saw.
Tapi kita harus bisa membedakan mana yg salah dan mana yg benar, mana yg haq dan mana yg bathil.
Mari membaca kembali sejarah bencana 'asyura, keutama'an-keutama'an keluaganya yg tertindas.
Biar kita tahu, bahwa banyak yg terlupakan oleh diri kita.
keutamaan ibunya sayyidana hasan dan husain ra.
dapat kita baca dari hadis-hadis berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أَقْبَلَتْ فَاطِمَةُ تَمْشِي كَأَنَّ مِشْيَتَهَا مَشْيُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْحَبًا بِابْنَتِي ثُمَّ أَجْلَسَهَا عَنْ يَمِينِهِ أَوْ عَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ أَسَرَّ إِلَيْهَا حَدِيثًا فَبَكَتْ فَقُلْتُ لَهَا لِمَ تَبْكِينَ ثُمَّ أَسَرَّ إِلَيْهَا حَدِيثًا فَضَحِكَتْ فَقُلْتُ مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ فَرَحًا أَقْرَبَ مِنْ حُزْنٍ فَسَأَلْتُهَا عَمَّا قَالَ فَقَالَتْ مَا كُنْتُ لِأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى قُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهَا فَقَالَتْ أَسَرَّ إِلَيَّ إِنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُنِي الْقُرْآنَ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً وَإِنَّهُ عَارَضَنِي الْعَامَ مَرَّتَيْنِ وَلَا أُرَاهُ إِلَّا حَضَرَ أَجَلِي وَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِ بَيْتِي لَحَاقًا بِي فَبَكَيْتُ فَقَالَ أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَوْ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ فَضَحِكْتُ لِذَلِكَ
dari Aisyah ra(ha) berkata; Fathimah datang dengan berjalan dan cara jalannya mirip seperti jalannya Nabi saw.
Kemudian Nabi saw bersabda: “Marhaban (selamat datang) wahai putriku”. Lalu beliau mempersilakan Fathimah duduk di samping kanan atau kiri beliau.
Lalu beliau membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia, dan Fathimah pun menangis.
Aku bertanya kepadanya, "mengapa kamu menangis?" Kemudian beliau pun kembali membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia dengan Fathimah dan anehnya dia tertawa.
Aku berkata, "aku belum pernah melihat keadaan seseorang menangis lalu diiringi tertawa seperti hari ini."
Aku pun bertanya kepadanya tentang apa yang telah dikatakan oleh beliau saw.
maka Fathimah berkata: “Aku tidak akan mau menceritakan pembicaraan rahasia Rasulullah saw hingga Nabi saw wafat”. Di kemudian hari aku tanyakan lagi, maka Fathimah menjawab: “Beliau bercerita kepadaku bahwa Jibril as datang membacakan Alquran satu kali dalam setiap satu tahun lalu dia as membacakan kepadaku dua kali untuk tahun ini, dan aku tidak melihat kejadian itu melainkan sebagai isyarat bahwa ajalku sudah akan datang dan sesungguhnya kamu (Fathimah) adalah orang yang pertama yang akan menyusul aku diantara Ahlu Baitku.
Maka aku menangis karenanya. Lalu beliau bersabda lagi, Apakah kamu ridla akan menjadi penghulu para wanita surga atau penghulu para wanita mukmin?
Maka aku menjadi tertawa karenanya”.
(Soheh bukhori no 3624).
Keluarga nabi saw, sayyidah fatimah di abadikan kesuciannya dalam alquran, termasuk cucu beliau saw hasan dan husain.
Seperti dalam hadist ini:
عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ رَبِيبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا } فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فَدَعَا فَاطِمَةَ وَحَسَنًا وَحُسَيْنًا فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ وَعَلِيٌّ خَلْفَ ظَهْرِهِ فَجَلَّلَهُ بِكِسَاءٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأَنَا مَعَهُمْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ أَنْتِ عَلَى مَكَانِكِ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ
dari Umar bin Abu Salamah, anak didik Nabi saw, berkata: “Saat ayat berikut ini turun kepada Nabi saw: ‘Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan dosa dari kalian hai Ahlul Bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya,’ (QS. Al-Ahzaab/33: 33) Rasulullah saw berada di rumah Ummu Salamah, beliau memanggil siti Fathimah, sayyidina hasan dan sayyidina husain lalu mengenakan pakaian pada mereka,
sementara Ali berada di belakang beliau lalu beliau juga mengenakan pakaian untuknya.
Setelah itu beliau berdoa: "Allahumma ha-ula ahlu baity, fa-adzhib ‘anhum ar-rijsa wa thahhirhum tathhiro"
(Ya Allah, mereka adalah Ahlul Baitku, maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya).
Ummu Salamah bertanya: ‘Aku bersama mereka wahai Nabiyallah?’
Beliau saw menjawab: ‘Engkau berada ditempatmu dan engkau berada di atas kebaikan'.
(Sunan Tirmidzi 4156 ms, dan Ahmad).
Kemiripan sayyidina husain dengan nabi saw:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أُتِيَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ بِرَأْسِ الْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلَام فَجُعِلَ فِي طَسْتٍ فَجَعَلَ يَنْكُتُ وَقَالَ فِي حُسْنِهِ شَيْئًا فَقَالَ أَنَسٌ كَانَ أَشْبَهَهُمْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ مَخْضُوبًا بِالْوَسْمَةِ
dari Anas bin Malik ra: “Ubaidullah bin Ziyad disodorkan (kepadanya) kepala sayyuduna husain ra (setelah dipenggal kepalanya), maka dia meletakkannya ke dalam baskom kemudian memperolok-olokkannya.
Lalu berkata tentang ketampanannya.”
Anas berkata: “husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw diantara mereka (Ahlul Bait) dan dia diwarnai dengan wasmah (pewarna dari tumbuh-tumbuhan yang kehitam-hitaman).”
(Shahih Bukhari no. 3748 ms).
Kesedihan dan rintihan nabi saw mengenai akan terbunuhnya sayyidina husain:
Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya meriwayat berkenaan dengan Karbala ini:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ مَلَكَ الْمَطَرِ اسْتَأْذَنَ رَبَّهُ أَنْ يَأْتِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنَ لَهُ فَقَالَ لِأُمِّ سَلَمَةَ امْلِكِي عَلَيْنَا الْبَابَ لَا يَدْخُلْ عَلَيْنَا أَحَدٌ قَالَ وَجَاءَ الْحُسَيْنُ لِيَدْخُلَ فَمَنَعَتْهُ فَوَثَبَ فَدَخَلَ فَجَعَلَ يَقْعُدُ عَلَى ظَهَرِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى مَنْكِبِهِ وَعَلَى عَاتِقِهِ قَالَ فَقَالَ الْمَلَكُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُحِبُّهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ أُمَّتَكَ سَتَقْتُلُهُ وَإِنْ شِئْتَ أَرَيْتُكَ الْمَكَانَ الَّذِي يُقْتَلُ فِيهِ فَضَرَبَ بِيَدِهِ فَجَاءَ بِطِينَةٍ حَمْرَاءَ فَأَخَذَتْهَا أُمُّ سَلَمَةَ فَصَرَّتْهَا فِي خِمَارِهَا قَالَ قَالَ ثَابِتٌ بَلَغَنَا أَنَّهَا كَرْبَلَاءُ.
dari Anas bin Malik bahwa Malaikat hujan pernah memohon ijin kepada Rab-Nya untuk mendatangi Nabi saw, dan dikabulkan.
Nabi saw bersabda kepada Ummu Salamah: “Tutuplah pintu hingga tak seorangpun yang menemui kita!”
Dia (Anas bin Malik ra) berkata; Husain datang untuk masuk, maka Ummu Salamah mencegahnya, tetapi Husain melompat dan masuk kemudian duduk di atas punggung Nabi, di atas bahunya serta di atas pundaknya.
Anas selanjutnya berkata; sang malaikat bertanya kepada nabi: "apakah Anda benar-benar mencintainya?"
Rasulullah saw menjawab: “Iya”.
Malaikat berkata: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya umatmu akan membunuhnya, dan jika engkau mau, saya akan memberitahukan tempat dia akan terbunuh.”
Malaikat itu lantas menurunkan (menggerakkan) tangannya dan membawakan tanah merah.
Ummu Salamah lantas menyimpannya di khimar (kain penutup kepala)-nya.
Anas melanjutkan; Tsabit berkata: “Kemudian hari (pristiwa itu) kami sadar bahwa tempat itu adalah Karbala.”
(HR ahmad).
Di riwayat lain dengan redaksi yg lebih detail:
قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَائِمًا فِي بَيْتِي ، فَجَاءَ حُسَيْنٌ يَدْرُجُ ، قَالَتْ : فَقَعَدْتُ عَلَى الْبَابِ ، فَأَمْسَكْتُهُ مَخَافَةَ أَنْ يَدْخُلَ فَيُوقِظَهُ ، قَالَتْ : ثُمَّ غَفَلْتُ فِي شَيْءٍ ، فَدَبَّ فَدَخَلَ ، فَقَعَدَ عَلَى بَطْنِهِ ، قَالَتْ : فَسَمِعْتُ نَحِيبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَجِئْتُ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللهِ مَا عَلِمْتُ بِهِ ؟ فَقَالَ : " إِنمَا جَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ وَهُوَ عَلَى بَطْنِي قَاعِدٌ ، فَقَالَ لِي أَتُحِبُّهُ ؟ فَقُلْتُ : نَعَمْ ، قَالَ : إِنَّ أُمَّتَكَ سَتَقْتُلُهُ ، أَلا أُرِيكَ التُّرْبَةَ الَّتِي يُقْتَلُ بِهَا ؟ قَالَ : فَقُلْتُ : بَلَى ، قَالَ : فَضَرَبَ بِجَنَاحِهِ ، فَأَتَانِي بِهَذِهِ التُّرْبَةِ " . قَالَتْ : فَإِذَا فِي يَدِهِ تُرْبَةٌ حَمْرَاءُ ، وَهُوَ يَبْكِي ، وَيَقُولُ : " يَا لَيْتَ شِعْرِي مَنْ يَقْتُلُكَ بَعْدِي ؟
(حديث مرفوع . اﻟﻤﻨﺘﺨﺐ ﻣﻦ ﻣﺴﻨﺪ ﻋﺒﺪ ﺑﻦ ﺣﻤﻴﺪ ﺗ ﺻﺒﺤﻲ اﻟﺴﺎﻣﺮاﺋﻲ-ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ- ﺻﻔﺤﺔ ٤٤٢)
Berkata Umi Salamah, sewaktu Nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam tidur ada di rumahku, tiba-riba Husein RA hendak masuk, maka aku (Umi Salamah) duduk didepan pintu mencegahnya masuk karena khawatir membangunkan Nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam .
Umi Salamah berkata : “ kemudian aku lupa akan sesuatu sehingga Husein RA merangkak masuk dan duduk di atas perut Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam,"
Laku aku mendengar rintihan Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam, akupun mendatangi-Nya dan bertanya :
“ wahai rasulullah.. Demi allah saya tidak tahu, apa sebenarnya yg telah terjadi?“.
Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam menjawab :
“ Jibril datang kepada-Ku ketika Husein RA ada di atas perutku seraya berkata kepada-Ku :
“ apa Engkau mencintai-Nya (Husein ) ?,
maka akupun menjawab “ ya, Aku mencintai-Nya “,
lalu Jibril berkata “ sesungguhnya dari umat-Mu ada yang akan membunuh-Nya (Husein),
maukah Engkau aku tunjukkan tanah tempat pembunuhan-Nya ?,
maka Akupun menjawab “ ya “,
maka Jibrilpun mengepakkan sayapnya lalu memberikan kepadaku tanah ini “.
Umi salamah berkata : “ maka nampak pada tangan Rasulullah tanah merah, dan Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam menangis seraya berkata :
“ siapakah yang akan membunuhmu (wahai Husein) sepeninggal-Ku ?”.
Bahkan hadist Ratapan nabi saw terhadap sayyidna Husein, banyak sekali riwayat yang
menceritakannya, bahkan mencapai mutawatir, khabar dari Imam Ali, dari Aisyah, dari ummu salamah, dari Sufyan maula rasululah , dari Abdullah ibn umar, muadz ibn jabal, Abu amamah Albahili, Abu Athufail, anas ibn Malik, abdullah ibn abbas, Ummu Alfadhl binti Alharits, Asma binti umais, Ka’ab alahbar, rijal min bani asad, Salman farsi, Mimpi abdullah ibn abbas, mimpi ummu salamah, dan masing masing dari hal itu dengan berbagai jalur dari masing2 diatas.
Di antaranya:
فقال : اللهم إني محمد عبدك ونبيك وهذان أطايب عترتي وخيار ذريتي وأرومتي ومن أخلفهم في أمتي,اللهم وقد أخبرني جبريل بأن ولدي هذا مقتول مخذول ,اللهم فبارك له في قتله واجعله مت سادات ابشهداء,إنك على كل شيء قدير,
اللهم ولا تبارك في قاتله وخاذله. قال و ضج الناس في المسجد بالبكاء,فقال النبي صلعم: أتبكون ولا تنصرونه,اللهم فكن أنت وليا وناصرا.
(ﺗﺬﮐﺮﺓ ﺍﻟﺨﻮﺍﺹ، ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﯼ، ﺹ 225 ، ﻣﻘﺘﻞ ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺯﻣﯽ، ﺹ .162 ﻃﺒﻘﺎﺕ ﻛﺒﺮﻱ ﻹﺑﻦ ﺳﻌﺪ، ﺝ 8 ، ﺹ .218)
Rasul saw bersabda (dalam keadaan menangis dan meratap ) : “YA Allah, sesungguhnya aku Muhammad hambamu, dan nabimu, dan keduanya (hasan dan husein) adalah 'itrah pilihan dan yang terbaik keturunanku, dan yang penggantiku pada umatku.
Ya Allah! Telah mengkhabarkan kepadaku Jibrail sesungguhnya putraku ( husein ) terbunuh dalam kondisi terlantarkan,
Ya Allah! Maka berilah barakah baginya dalam kesyahidannya, dan jadikanlah dia sayyid syuhada, sesungguhnya anda atas segala sesuatu berkuasa,
YA Allah jangalah beri barakah yang membunuhnya dan menelantarkannya, “setelah itu manusia berteriak menangis di masjid dengan “buka”. (Thobaqat kubro dll ).
Dari kisah ini, kita dapat memahami bagaimana sedihnya baginda nabi saw dengan yg akan terjadi pada sayyidina husain.
sementara kita hanya di sibukkan dengan menghujat, bahkan dalam seumur hidup kita, tidak pernah kita mencoba merasakan apa yg pernah rosulullah saw rasakan..
Bahkan justru mengagumkan si pembunuh kesayangan nabi saw.
kekejaman yazid bin muawiyah dan ubaidillah bin ziad.
Di tulis oleh imam suyuthi dalam kitabnya:
ﻓﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﻣﻜﺔ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﺮاﻕ ﻭﻣﻌﻪ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﻣﻦ ﺁﻝ ﺑﻴﺘﻪ ﺭﺟﺎﻻً ﻭﻧﺴﺎء ﻭﺻﺒﻴﺎﻧًﺎ، ﻓﻜﺘﺐ ﻳﺰﻳﺪ ﺇﻟﻰ ﻭاﻟﻴﻪ ﺑﺎﻟﻌﺮاﻕ ﻋﺒﻴﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﺑﻘﺘﺎﻟﻪ، ﻓﻮﺟﻪ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺟﻴﺸًﺎ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺁﻻﻑ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﻗﺎﺹ، ﻓﺨﺬﻟﻪ ﺃﻫﻞ اﻟﻜﻮﻓﺔ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﺷﺄﻧﻬﻢ ﻣﻊ ﺃﺑﻴﻪ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻪ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﻫﻘﻪ اﻟﺴﻼﺡ ﻋﺮﺽ ﻋﻠﻴﻪ اﻻﺳﺘﺴﻼﻡ ﻭاﻟﺮﺟﻮﻉ ﻭاﻟﻤﻀﻲ ﺇﻟﻰ ﻳﺰﻳﺪ ﻓﻴﻀﻊ ﻳﺪﻩ ﻓﻲ ﻳﺪﻩ، ﻓﺄﺑﻮا ﺇﻻ ﻗﺘﻠﻪ، ﻓﻘﺘﻞ ﻭﺟﻲء ﺑﺮﺃﺳﻪ ﻓﻲ ﻃﺴﺖ ﺣﺘﻰ ﻭﺿﻊ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻱ اﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ، ﻟﻌﻦ اﻟﻠﻪ ﻗﺎﺗﻠﻪ ﻭاﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﻣﻌﻪ ﻭﻳﺰﻳﺪ ﺃﻳﻀًﺎ.
ﻭﻛﺎﻥ ﻗﺘﻠﻪ ﺑﻜﺮﺑﻼء، ﻭﻓﻲ ﻗﺘﻠﻪ ﻗﺼﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﻃﻮﻝ ﻻ ﻳﺤﺘﻤﻞ اﻟﻘﻠﺐ ﺫﻛﺮﻫﺎ، ﻓﺈﻧﺎ ﻟﻠﻪ ﻭﺇﻧﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺭاﺟﻌﻮﻥ،
(ﺗﺎﺭﻳﺦ اﻟﺨﻠﻔﺎء-ﻋﻬﺪ ﺑﻦ ﺃﻣﻴﺔ-ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺃﺑﻮ ﺧﺎﻟﺪ اﻷﻣﻮﻱ- ﺻﻔﺤﺔ -157)
Saat sayyidina husain keluar dari makkah ke iraq, bersama keluarganya dan sekolompok laki-laki dan perempuan dan anak-anak.
(Mendengar keberangkatan syd husain menuju ke Kufah), maka Yazid segera memerintahkan Gubernurnya di sana, Ubaydillah bin Ziyad, untuk membunuh syd husain.
Maka ubaidillah bin ziyad mengarahkan 4000 tentaranya kepada rombongan syd husain, dan di antaranya tentaranya umar bin sa'ad bin abi waqosh.
Maka orang kufah menghianati syd husain, seperti apa yg telah mereka perbuat sebelumnya kepada ayah-nya (syd ali kw).
Setelah syd husain menyerahkan senjata, dan menyerah dan kembali menaruh tanganyya di bawah kekuasaan yazid.
Maka mereka menolak, kecuali membunuhnya.
Maka Syd husain dibunuh dan kepalanya mereka letakkan di dalam baskom (lalu mereka bawa) ke hadapan Yazid bin Muawiyah….
(Allah melaknat pembunuhnya dan ubaidillah bin ziyad dan juga yazid bin muawiyah.)
Syd husain dibunuh di Karbala. Tentang pembunuhannya terdapat kisah yang sangat memilukan dimana hati kita tidak mungkin sanggup menanggungnya. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun…
Dan syahid terbunuh bersama syd husain 16 laki-laki
(Imam As-Suyuthi, TARIKH KHULAFA 1/157).
Di halaman yg sama beliau melanjutkan:
ﻭﻟﻤﺎ ﻗﺘﻞ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﻣﻜﺜﺖ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭاﻟﺸﻤﺲ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﻛﺎﻟﻤﻼﺣﻒ اﻟﻤﻌﺼﻔﺮﺓ، ﻭاﻟﻜﻮاﻛﺐ ﻳﻀﺮﺏ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻌﻀًﺎ، ﻭﻛﺎﻥ ﻗﺘﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭاء، ﻭﻛﺴﻔﺖ اﻟﺸﻤﺲ ﺫﻟﻚ اﻟﻴﻮﻡ، ﻭاﺣﻤﺮﺕ ﺁﻓﺎﻕ اﻟﺴﻤﺎء ﺳﺘﺔ ﺃﺷﻬﺮ ﺑﻌﺪ ﻗﺘﻠﻪ، ﺛﻢ ﻻﺯاﻟﺖ اﻟﺤﻤﺮﺓ ﺗﺮﻯ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ اﻟﻴﻮﻡ ﻭﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺮﻯ ﻓﻴﻬﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ.
(ﺗﺎﺭﻳﺦ اﻟﺨﻠﻔﺎء)
Sejak pembunuhan Husein dunia hening selama tujuh hari dan matahari di dinding seperti selimut yg di wenter (berlumuran) , dan planet-planet (bintang-bintang) berbenturan satu sama lain, dan dia di bunuh pada hari Asyura, dan terjadi gerhana matahari pada hari itu, dan cakrawala memerah selama enam bulan setelah pembunuhan itu, kemudian tak henti-hentinya tetap memerah setelah hari pembunuhan itu. Dan belum pernah terjadi perihal seperti itu sebelumnya.
(Imam As-Suyuthi, TARIKH KHULAFA 1/157).
Bagaimana kejamnya yazid dan bala tentaranya, ini bukan peperangan, tapi pembataian. (Jika hati anda tidak miris baca ini, patut di pertanyakan kecintaan anda pada baginda nabi saw,atau bahkan keislaman anda).
Jangankan kita yg penuh dosa dan beragama dengan agama yg di bawa oleh kakek sayyidina husain saw.
Abdullah bin umar saja, sebagai sumber ilmu, sering mengingat-ingat dan mengenang peristiwa ini.
Seperti kisah ibnu umar saat seorang penduduk Irak datang kepadanya bertanya tentang darah nyamuk.:
عَنْ ابْنِ أَبِي نُعْمٍ قَالَ كُنْتُ شَاهِدًا لِابْنِ عُمَرَ وَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ دَمِ الْبَعُوضِ فَقَالَ مِمَّنْ أَنْتَ فَقَالَ مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ قَالَ انْظُرُوا إِلَى هَذَا يَسْأَلُنِي عَنْ دَمِ الْبَعُوضِ وَقَدْ قَتَلُوا ابْنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هُمَا رَيْحَانَتَايَ مِنْ الدُّنْيَا
dari Ibnu Abu Nu’m dia berkata, saya pernah menyaksikan Ibnu Umar ketika dia ditanya seorang laki-laki tentang darah nyamuk.
Ibnu Umar bertanya: “Dari manakah kamu?”
Laki-laki itu menjawab: “Dari Irak.”
Ibnu Umar berkata: “Lihatlah kepada orang ini, dia bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka (penduduk Irak yg di pimpin ubaidillah bin ziad) telah membunuh cucu Nabi saw (syd husain di Karbala).
sementara saya pernah mendengar Nabi saw bersabda: ‘Keduanya (hasan dan husain) adalah kebanggaanku (aroma wewangianku) di dunia’.”
(Shahih Bukhari 5994 ms, Sunan Tirmidzi dan Musnad Ahmad)
Dalam redaksi yg lain begini:
قال إبن أَبِي نُعْمٍ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ وَسَأَلَهُ عَنْ الْمُحْرِمِ قَالَ شُعْبَةُ أَحْسِبُهُ يَقْتُلُ الذُّبَابَ فَقَالَ أَهْلُ الْعِرَاقِ يَسْأَلُونَ عَنْ الذُّبَابِ وَقَدْ قَتَلُوا ابْنَ ابْنَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُمَا رَيْحَانَتَايَ مِنْ الدُّنْيَا
aku mendengar Ibnu Abu Nu’min, aku mendengar Abdullah bin Umar ra(ma) yang ketika itu ada orang yang bertanya kepadanya tentang muhrim (orang yang sedang ihram). Syu’bah berkata: “Seingatku orang itu telah membunuh lalat ketika sedang ihram”. Maka Abdullah bin Umar ra(ma) berkata: “Penduduk Iraq bertanya tentang lalat padahal mereka telah membunuh putra dari putri Rasulullah saw sedangkan Nabi saw telah berkata bahwa: ‘Keduanya (hasan dan husain) adalah aroma wewangianku dari dunia’.”
(Shahih Bukhari no. 3470 ms).
Bahkan amirul mukminin, yg notabene dari dinasti umayyah juga,
Yaitu umar bin abdul aziz, sangat tidak suka yazid di katakan amirul mukminin,
Beliau menyadari akan kekejaman dan kedzoliman yazid.
Seperti kutipan Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Khulafa’-nya tentang Yazid ini:
ﻗﺎﻝ ﻧﻮﻓﻞ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﻔﺮاﺕ: ﻛﻨﺖ ﻋﻨﺪ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ، ﻓﺬﻛﺮ ﺭﺟﻞ ﻳﺰﻳﺪ، ﻓﻘﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺃﻣﻴﺮ اﻟﻤﺆﻡﻧﻴﻦ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺗﻘﻮﻝ ﺃﻣﻴﺮ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ؟ ﻭﺃﻣﺮ ﺑﻪ، ﻓﻀﺮﺏ ﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻮﻃًﺎ
(ﺗﺎﺭﻳﺦ اﻟﺨﻠﻔﺎء-ﻋﻬﺪ ﺑﻦ ﺃﻣﻴﺔ-ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺃﺑﻮ ﺧﺎﻟﺪ اﻷﻣﻮﻱ- ﺻﻔﺤﺔ -158)
Naufal bin Abul Furat berkata: Saya bersama Umar bin Abdul Aziz, kemudian seorang laki-laki membicarakan tentang Yazid. Orang itu berkata: "berkata Amirul Mukminin Yazid bin Mu’awiyah".
Umar bin Abdul Aziz berkata: "Kamu menyebutnya sebagai Amirul Mukminin?" Kemudian Umar menyuruh orang itu untuk dicambuk sebanyak dua puluh kali.
(Imam As-Suyuthi, TARIKH KHULAFA 1/158).
Sekarang jangan menunjuk siapa yg sesat...
Tapi berpikirlah...
Seperti apa kecintaanmu pada keluarga baginda nabi saw..?
adakah rasa sedih dalam hatimu atas peristiwa karbala?, yg mana dunia saat itu turut berduka cita.
Atau bahkan anda menyalahkan sayyidina husain dalam hal ini dan lebih mengagungkan yazid???
Nah inilah yg akan menjadi malapetaka sampai akhir zaman.
Karena hukum tidak akan bisa merubah fakta.
(Penjelasannya habib riziq mengenai tragedi karbala dalam pandangan aswaja dan mengenangnya, lihat di sini:
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=423807334410571&id=100003439259011&refid=17#footer_action_list )
Komentar
Posting Komentar